TK Islam Terpadu Chiara

TK IT Chiara beralamat di:
Jl. Masjid Al Falah No. 9 RT 08/05 Kelurahan Ratujaya Kecamatan Cipayung Kota Depok.
(Dari terminal Depok Baru atau stasiun Depok atau stasiun Citayam: naik angkot D05 turun di Masjid Al Falah, Ratujaya).

Telp. (021) 77 200 700

Peta TK IT Chiara:
https://maps.app.goo.gl/RKQfEoGX2Ns9BL5m7

I. Jadwal TK A & TK B

HARI & JAM
Senin - Jum'at: 07.30 WIB - 11.00 WIB

II. Jadwal Play Group

HARI & JAM
Senin, Rabu & Jum'at: 07.30 WIB - 10.00 WIB

III. Jadwal TPQ (Taman Pendidikan Qur'an)

HARI & JAM
Senin - Jum'at: 16.00 WIB - 17.00 WIB

IV. Jadwal Daycare (Taman Penitipan Anak)

HARI & JAM
Senin - Jum'at: 07.00 WIB - 19.00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Program Sekolah Penggerak (PSP)

Program Sekolah Penggerak adalah upaya untuk mewujudkan visi Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian sehingga tercipta pioner yaitu lembaga yang masuk dalam Program Sekolah Penggerak (PSP) tingkat TK, SD, SMP dan SMA. Kegiatan ini berfokus pada pengembangan hasil belajar peserta didik secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (Kepala Sekolah dan Guru). Para peserta Sekolah Penggerak melanjutkan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya dimana mereka akan mengakselerasi sekolah negeri dan swasta untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju. Program ini berkolaborasi antara Kemendikbudristek dengan Pemerintah Daerah menjadi kunci utama Intervensi dilakukan secara holistik mulai dari SDM sekolah, pembelajaran, perencanaan, digitalisasi, dan pendampingan yang dilakukan selama 3 tahun ajaran, kemudian sekolah melanjutkan upaya transformasi secara mandiri program dilakukan terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh sekolah Indonesia melaksanakan apa yang sudah dimulai oleh Sekolah Penggerak. https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/programsekolahpenggerak/

Pendidikan Anak Usia Dini

Bagaimana memilih taman kanak-kanak bagi anak usia dini? Perlu diketahui bahwa pendidikan anak usia dini atau taman kanak-kanak hanya dapat dipercaya jika memiliki izin Kementerian Pendidikan & Kebudayaan berjenis 'Formal'. Jadi diharapkan orang tua jeli untuk membedakan kami dengan kursus atau paud berjenis informal. Lembaga pendidikan anak usia dini yang memiliki izin formal, diwajibkan oleh Dinas Pendidikan untuk memiliki kualitas lebih, hal tersebut bisa dilihat dari gedung sekolah, alat peraga pembelajaran, kualitas serta karakter guru pengajar, yang akhirnya menghasilkan bukti yang memuaskan pada karakter serta kemampuan para siswa di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tentu kita tidak ingin terjebak dengan nilai rupiah yang 'murah' sehingga menjadikan kualitas pun menjadi 'murahan'. Alangkah bijaknya jika para orang tua menghargai the golden ages of the children sejalan dengan menghargai value of a good education.

Smart parent, smart children

Anak bukanlah aset investasi materi yg kita hitung sebagai untung dan rugi, mereka adalah invetasi iman (akhirat). Bagaimana pun keadaannya, lengkap sempurna atau berkebutuhan istimewa, mari cintai dengan kehalalan dan ke-thayyib-an rezeki, baik yg kita cari sendiri maupun pemberian dari orang lain. Untuk menciptakan anak-anak yg pintar, kenalkan pada Sang Superpower (Allah SWT), rapatkan hubungan komunikasi dengan keluarga, dan kenalkan pada tokoh-tokoh nyata yg benar-benar pernah hidup di masa lalu sehingga otaknya menjadi takjub.

Perilaku Kebalikan

Tahukah anda, menurut riset di Inggris hanya 1% perilaku kewanitaan pada anak laki2 dan sebaliknya yg benar2 disebabkan krn kelainan genetika atau bawaan lahir. Justru sebagian besar disebabkan oleh pergaulan dan bentukan lingkungan. Mgkn pernah tanpa sadar waktu seorang ibu melihat anak laki2nya bermain masak2an atau bermain boneka, ibu melarang keras dgn alasan itu adalah mainan anak perempuan, dan bila anak tersebut menyukai permainan itu, maka alam bawah sadar anak yg masih polos ini akan mengatakan bahwa supaya ia bisa tetap main apa yg dia suka, maka ia harus menjadi seperti perempuan. Jangan tanamkan keyakinan yg salah mengenai profesi, warna dan minat. Contohnya, penata busana, rambut atau chef ternama bukan profesi milik wanita. Begitu pula warna pink dan ungu bukan warnanya wanita, melainkan hanya pandangan yg mentradisi. Dengan mendukung minat dan bakat anak, maka otomatis anak laki-laki berpikir tidak perlu menjadi perempuan untuk bisa bermain masak2an atau jadi designer kelak, cukup menjadi diri sendiri. Dan begitu pula sebaliknya.

Hati-hati Obesitas Pada Anak

Gemuk bukan indikator kesehatan apalagi kebahagiaan. Anak obesitas seringkali tdk percaya diri, diejek teman-temannya dan dikucilkan. Anak remaja yg sdh puber bisa jd sangat rendah diri thdp lawan jenis. Selain itu, kesulitan dlm aktivitas fisik akan membuatnya merasa tak berdaya dan cepat menyerah. Dalam belajar lbh sulit konsentrasi dan berpikir yg berakibat nilainya pas-pasan. Semua itu dapat membuatnya depresi, enggan membuka diri sehingga cenderung antisosial, cepat marah dan tersinggung. Pelariannya, anak sering mengalihkan depresinya dengan makan, membaca komik, bermain game dan menonton TV tanpa tahu batas.

Biarkan Anak Bermain Lumpur

Bermain adalah bagian dari kehidupan anak, jadi biarkan anak bermain lumpur di luar seharian (kedengarannya menjijikkan?), namun bagi anak sangat menyenangkan, dan secara tidak langsung membantu kesehatan buah hati. Mengapa?
Jika kondisi anak terlalu higienis, mereka tdk mendapatkan paparan bakteri yg berbeda dan berakibat melemahnya sistem kekebalan tubuh. Padahal bau dan mikroba-mikroba yg hadir di tanah dpt membantu anak menjadi lebih kuat dan tahan penyakit. Jadi berhenti merusak otak anak dgn i-pad, PSP dan video games lain yg justru akan melemahkan fungsi kognitif anak. Bermain bebas akan mengaktifkan fungsi2 otak, mengangkat suasana hati, apalagi jika anak bermain lumpur dgn teman2nya, akan membuat mereka tertawa lepas, santai dan mengurangi stres

Pujian Yang Wajar

Pada dasarnya anak senang dipuji, mari berikan apresiasi sesuai porsinya dan jangan berlebihan, sehingga anak termotivasi meningkatkan kemampuannya dan tidak menjadi sombong. Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangannya, mari hargai hal itu dgn tidak membanding2kan dgn temannya yg malah akan mengakibatkan sang anak tumbuh menjadi pribadi yg kurang percaya diri, namun jangan juga memanjakan anak karena itu berarti tidak mempersiapkannya utk masa depannya, krn anak manja cenderung memiliki masalah dlm pekerjaan, cinta dan pertemanan.

Mari Tidak Membiasakan Anak Menonton TV

Penelitian membuktikan anak yg terlalu banyak menonton TV akan menjadi tdk aktif, inisiatifnya utk berbicara hilang, secara intelektual ia tdk tertantang krn hanya menggunakan imajinasi, malas membaca serta beraktivitas dgn media tulis lain, bahkan tdk mau menghabiskn waktu bersama keluarga atau teman-temannya. Karena itu jauhkan TV utk anak usia di bawah 2 thn krn akan mengurangi kegiatan mengexplor kata-kata. Sementara anak diatas usia 2 thn hanya direkomendasikan maximal 2 jam hanya boleh tontonan edukatif. Gawatnya anak usia 1-3 thn yg terbiasa menonton kartun dan infotainment akan membuatnya memiliki cara berbicara yg jelek saat usianya 5 thn.

Bangga Menjadi Guru TK

Kata orang bijak, menjadi orang tua itu tidak ada kuliah atau tempat belajarnya. Alangkah beruntungnya kami para guru TK, mendapat ilmu tentang pola asuh, perkembangan sampai psikologi anak, orang tua & masyarakat, saat kami kuliah pendidikan paud. Mulai dari usia nol sampai anak menginjak SMP, kami kupas habis saat perkuliahan. Oleh karena itu, alangkah bijaknya jika orang tua menitipkan pendidikan dan pengasuhan anak pada tempat atau orang yg paham akan proses perkembangan anak usia dini. Menurut Goleman (penulis buku Emotional Intelligence), sukses seseorang dikemudian hari ternyata justru lebih banyak (80%) ditentukan oleh kecerdasan otak kanan, sedangkan sisanya (20%) oleh kecerdasan otak kiri. Ternyata hal itu sesuai penelitian Howard Gardner (teori Multiple Intelligence) dimana usia 0-6 tahun adalah masa dimana perkembangan otak adalah 20% otak kiri & 80% otak kanan berkembang bersamaan. Jika kita hanya mengajarkan anak membaca + menghitung saja di usia 2-6 tahun, maka hanya 20% dari total otak anak yg berkembang, dan itupun hanya otak kirinya saja. Sedangkan jika pada usia tersebut anak diajarkan sekaligus pengembangan diberbagai bidang baik agama, moral, kognitif, motorik, sosial emosional dan seni, maka perkembangannya menjadi 20% di otak kiri dan 80% di otak kanan sekaligus. Tentu tidak ada orang tua yg ingin anak-anaknya hanya dapat 20% saja, bukan?

Sayangi Hewan & Tanaman

Sedari anak kita masih di taman kanak2, para gurunya mengajarkan utk menyayangi makhluk ciptaan Allah selain manusia, yaitu hewan dan tumbuhan. Di rumah, orangtuanya memelihara kucing, ayam, tanaman2 hias atau buah sambil mengajarkan anaknya cara menyayangi dgn merawatnya. Menonton pertunjukan topeng monyet, sirkus lumba2 keliling dan sejenisnya (dimana hewan2 dibawa berpindah2 utk pertunjukan) akan mementahkan kembali apa yg telah kita ajarkan ke anak2 kita. Pemerintah pun sudah jelas2 melarang itu semua sebab hewan2 tsb disiksa demi keuntungan materi semata, bukannya justru menjaga mereka yg diambang kepunahan. Jika bisa bersuara, para hewan tsb pasti protes dan melakukan demo. Silakan googling akibat yg terjadi krn ekploitasi pada lumba2, topeng monyet dan hewan2 senasib lainnya. Tumbuhkan rasa empati kita dgn membayangkan apa rasanya jika itu terjadi pada diri kita atau anak2 kita

Let's make it!

NARKOLEMA

Narkoba lewat mata atau narkolema adalah jenis yang merasuki anak-anak kita saat ini, dimana gadget kecil berupa smartphone membuat anak memblokir diri dari orang tua. Untuk menyapih anak dari smartphone memerlukan kesabaran orang tua yang dapat dilakukan secara bertahap, antara lain dengan cara memberikan kegiatan lain, terutama yg disukai anak, beritahu konsekuensi konkret dari perbuatannya tersebut, yang tak kalah penting adalah bangun kedekatan dengan anak dengan cara berempati dengan keluh kesahnya, hargai ceritanya, serta bersikaplah lebih hangat dan terbuka pada anak.

Mengajarkan Sopan Santun Pada Anak

Jika ingin anak cepat belajar sopan santun, mari dgn telaten berikan contoh nyata, ucapkan terima kasih ketika anak mengambilkan sesuatu, ajari anak mencium tangan orang yg lebih tua, biasakan ia menerima, memberi dan menyalam dgn tangan kanan. dan jgn memaki siapapun di dpn anak. Jika anak berbuat tidak sopan jgn langsung memarahinya di dpn umum, lihat dulu situasinya dan jelaskan mengapa sikap itu tidak baik, lalu ajak ia meminta maaf dgn baik tanpa membuatnya malu. Jika anak berkata kasar, cari tahu penyebabnya, bs dr tontonan di TV, orang tua atau penghuni rumah lainnya, lalu terangkan betapa tdk baiknya perkataan tsb dan minta anak berjanji utk tidak menyebut kata itu lagi dan akan diberikan hukuman jika mengulangi. Jangan pernah menyebut anak dgn sebutan "anak nakal" , karena justru hanya akan menanamkan keyakinannya bahwa ia memang nakal, ingat bahwa Ucapan Orang Tua adalah Do'a.

Sulit Atau Menolak Makan

Jika memiliki anak yg sulit atau menolak makan, adalah hal yg wajar, bisa jadi itu merupakan salah satu cara menunjukkan diri sebagai seorang individu. Jadi tidak perlu memaksa anak makan karena mereka sebenarnya lebih tau berapa banyak makanan yg tubuhnya butuhkan, disamping memaksa anak makan bisa mengganggu kemampuan alaminya untuk mengetahui tanda lapar dan kenyang pada tubuh. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua untuk membuat anak tidak sulit atau menolak makan, antara lain:

- Berikan makanan rumah yg sehat, baik makanan utama maupun cemilan.
- Berikan makanan jenis finger food (yg dapat digenggam anak) yg sehat, untuk anak belajar makan sendiri.
- Variasikan makanan jenis-jenis baru, meskipun harus menawari makanan tersebut lebih dari 10 kali, dan dampingi makanan baru tersebut bersama dengan makanan yg disukai anak.

Di TK IT Chiara, kegiatan makan bersama di kelas setiap harinya dapat menjadi salah satu cara agar anak mau makan, jadi selalu bawakan makanan sehat untuk anak setiap hari ke sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NARKOLEMA

Mengajarkan Sopan Santun Pada Anak

Facebook Page

Facebook Group